The Best partner ever

“Difficult roads often lead to beautiful destinations, while the easier one lead to nowhere. Be wish in your choices and never give-up”


”Aku mau resign kerja, menurut ayah gimana?”
“Silahkan.”

Ada hal yang patut disyukuri, terlepas apapun kondisi kita. Ketika Allah menutup pintu yang satu, Allah akan membuka untuk pintu yang lain.

Kami yakin, hal itu pun berlaku untuk rezeki. Kami tak menyangsikan ketercukupan dari Nya.

Namun ini benar-benar keputusan besar buat istri.

Dan andil orang tua istri dalam membesarkan, mendidik, mencurahkan segala tenaga, waktu dan pikiran pun bisa tercederai bila tak sama sudut pandangnya dalam menyikapi resign ini.

Alhamdulillah Orang tua berempat dan semua keluarga, ridho akan jalan yang dipilih. Kita percaya pada hal yang sama, ketercukupan rizki bukanlah ranah manusia. Ikhtiar kita sebagai manusialah yang mestinya mendapatkan porsi terbesar fokus kita.

Namun, ini baru permulaan. Perjuangan yang sebetulnya baru saja dimulai.

Menjadi Ibu Rumah Tangga itu sangat tidak mudah namun sering dipandang sebelah mata. Di dalamnya ada tanggung jawab kasat mata yang Gusti Allah banyaknya, dan tanggung jawab tak kasat mata yang berat sekali pertanggung jawabannya di masa depan.

Kasat mata tak usah dijelaskan lah ya, pasti banyak yang bisa disebutkan, sapu lantai, cuci piring, makanan tersedia, ketersediaan baju bersih dan rapi, rumah rapi dan banyak detail lain yang melelahkan untuk dihitung semuanya.

Pastinya setiap rumah punya standartnya masing-masing, dan jangan pernah memperbandingkan satu dengan yang lain. Pasti berbeda, tak ada yang sama. Setiap rumah punya manajemen rumah masing-masing. Pasti beda kondisi, pasti beda cara menjalani.


Kasat mata kita bisa atur manajemen, bagi tugas dengan suami, dengan anak, tentunya ketika mereka sudah cukup usia membantu pekerjaan rumah tangga sesuai porsinya, asisten rumah tangga kalaupun ada. Kasat mata Memberi efek jangka pendek, wajar ketika rumah saat pagi dibersihkan, siang sudah berantakan lagi. Artinya, anak sehat, bermain dengan lincah, rasa ingin tahunya besar, explorasi tiada henti, hal yang akan menjadi bekal ia bertumbuh, tersalurkan dengan semestinya. Itu baik. Kita turunkanlah standart kerapian, suasana ini kan bakal dikangenin ketika nanti anak anak sudah lepas dari rumah.

Nah, hal tak kasat mata, ini yang jauh lebih menantang. Mendidik anak ini jatah efektif kita hanya paling sepuluh tahun usia anak. Lepas dari sepuluh tahu itu, fokus perhatian anak kepada kita sudah banyak tersaingi oleh yang lain, teman main anak, tugas sekolah, buku yang dibaca anak, film yang ditonton anak, gadget yang semoga dipakai sesuai porsinyadan banyak hal lainnya yang di luar kendali orang tua sepenuhnya.

As your kids grown up, as your shadow are faded away.

Itulah mengapa, di masa masa awal hal tak kasat mata ini yang benar-benar kami optimalkan. Karena 10 tahun di awal ia akan jadi pondasi awal, pengawalan karakter, penumbuhan empati, menumbuhkan ia sebagai manusia Dengan rasa dan hati. Untuk bekal ia menjalani kehidupan ke depannya. Mengajarkan hal-hal yang tak akan ia dapatkan di pendidikan manapun di luar rumah.

..

Yaumul milad, Buba Dinda. Barakallahu fii umrik . Semoga Allah selalu menemani engkau, semoga dimudahkan segala urusan, semoga makin dimudahkan menambah ilmu menambah kapasitas diri dan berbagi kepada sesama, semoga senantiasa sehat jiwa raga, bener ya kita bersama sampai tua. Aamiin.

Thanks for being the best partner ever since. Terima kasih sudah mengawal rumah dan anak-anak. Terima kasih telah memilih jalan berkarya yang kamu senangi. Terima kasih untuk semua.


 

Tinggalkan komentar