Kenapa Membaca Buku?

Buku adalah teman yang paling tenang dan paling konstan; mereka adalah penasihat yang paling mudah diakses dan bijaksana, dan yang paling sabar dari guru -Charles W. Elio-

Membaca untuk kesenangan

Konsep ini sama sekali baru buat saya. Saya yang hidup di kota kecil, jauh dari keramain, dan tak ada toko buku di sekitar saya.

Walaupun orang tua saya adalah seorang Guru, namun itu bukan berarti saya punya banyak akses terhadap buku. Saya sering sih ke toko buku waktu kecil, namun jangan bayangkan toko buku itu adalah sepreti Gramedia atau Togamas atau Gunung Agung. Toko buku di kota kecil saya adalah toko ATK, peralatan kanotr, buku tulis, kertas HVS dan pita gulunga mesin ketik.

Saya akrab dengan toko buku semacam itu karena ayah saya bertugas mengadakan ATK di sekolah tempat Beliau bekerja . Di sana pun saya mendapatkan referensi bacaan yang ada di sana adalah koran. BUku yang adapun seingat saya hanya buku tulis, entah ada buku lain atau tidak, namun yang jelas, taka da yang menarik perhatian saya.

Satu-satunya akses saya terhadap buku adalah buku pelajaran. Anda tahu kan hal yang harus ada harus dibaca oleh anak sekolah, sudah ditentukan oleh kurikulum dan disampaikan secara kuantitas. Hal itu menjadikan sekolah bukan hal yang menarik buat saya. Sekolah adalah tempat menghabiskan waktu yang ada. Dikasih materi, dibahas guru, kita menyimak untuk materinya kemudian kita jadikan amunisi untuk dihafalkan agar nanti pertaruhan nilai saat ualngan bisa kita menangkan.

baru-baru ini saya membaca sebuah arikel tentang membaca untuk kesenangan. Membaca untuk kesenangan, awalnya saya membaca frasa itu sambil berpikir.

Seperti apa itu, bagaimana cara mencapainya dan apa yang dilakukan hingga ia bisa menjadi candu yang ingin terus kita lakukan. Ya, membaca ternyata bisa menjadi hal menyenangkan yang membuat kita terus ingin merawat kebiasaan itu.

Mungkin itu sama dengan readcation yang beberapa hari ini saya temukan, yaitu read for vacation..

Dan ketika kebiasaan ini sudah didapatkan anak, membaca untuk kesenangan, hal ini membuat perbedaan besar di performa pendidikan anak. Anak yang membaca karena kesenangan setiap hari, ga cuma tampil lebih baik ga cuma dalam membaca namun juga akan mendapatkan kosakata yang lebih banyak, meningkatkan wawasan dan pemahaman yang lebih baik atas kebudayaan lain.

Hal ini cukup terbukti di anak pertama saya. Karena memang awal menjadi parent dulu, rasa penasaran kami sangat besar. tentang dunia parenting, apa tantangannya, apa yang harus dilakukan. Entah itu rasa penasaran atau rasa takut.. hehe.. takut kalau ga bisa mengawal anak dengan bener.

Apa yang bisa dilakukan kita sebagai orang tua?

Kalau kita lihat kegiatan membaca pada umumnya, ia adalah kegiatan mandiri. hanya butuh manusia dengan mata sehat dan sebuah buku. It can done sel service, ga perlu orang tua bantu pun bisa sebenarnya.

Namun, poinnya dari kebiasaan membaca itu bukan itu. Bukan teknik membacanya yang memang mudah dikuasai. Namun lebih ke minatnya yang harus konsisten dimiliki dan terpelihara. Membaca mah gampang ya, gairah mendapatkan referensi baru, tekunnya menghabiskan cerita walau dalam balutan ratusan lebar halamn buku Dan ini senangnya ia saat proses membaca, proses menikmati cerita, tenggelam dalam kisah. Itu poin target kita yang ingin menanamkan literasi ke anak.

Ingat, anak akan menjadi pribadi mandiri suatu saat nanti. Tumbuhkan kebiasaan senang mencari ilmu sejak dini, agar kita tak khawatir lagi akan diri anak ketika harus berpisah dengan kita. karena instingnya sudah berjalan.

Nah sekarang apakah hobi membaca itu datang begitu saja, tidak. Maka dari itu, penting bagi kita orang tua untuk mengawalnya ke dalam literasi.

Besar banget peran kita sebagai orang tua, karena orang kita adalah pengajar paling pentin dalam kehidupan anak. bahkan lebih penting lho dari guru. dan tak pernah ada terlalu dini untuk membaca bersama. Bahkan sejak dalam kandungan, bayi belajar mengenali suara orang tua mereka dari kegiatan membacakan buku. Mereka merasa nyaman dari mendengar suara kita dan meningkatkan paparan akan bahasa. Ini adalah awalan yang bagus untuk komunikasi selanjutnya.

Membangun kosakata dan Pemahaman

Mendengar itu butuh dipelajari, mengherankan ya. Namun begitulah adanya. mendengar adalah awal dari komunikasi. dari mendengar, memahami lalu menanggapi. Dari Mendengar, anak mebangun perbendaharaan kata mereka sendiri dan memperbaiki pemahaman mereka ketika mereka mendengarkan (cerita ), yang mana ini adalah hal penting seraya mereka mulai membaca.

Terlepas dari apakah mereka sudah mahir membaca atau belum, kita sebagai orang tua memiliki peran penting untuk menjaga mereka tertarik kepada buku-buku. Temukan apa minta mereja, bantu mereka menemukan buku yang memikat hati mereka dan membuat mereka senang. Dan luangkan waktu untuk membaca bersama atas buku-buku yang anka-anak bawa dari sekolah. Ini juga penting dilakukan, untuk kita orang tua mengukur bagaimana jalannya proses pendidikan ia di sekolah, apakah menyenangkan, apakah membosankan, apakah ada hal menarik tentang sesuatu yang ia temui di sekolahnya ataupun bahkan mungkin ada sesuatu yang ingin ia diskusikan ke kita.

Itukah pentingnya kita menjaga relevansi dengan anak, sehingga kita bisa menjadi sahabat anak dan nantinya kita adalah orang pertama yang dijadikan anak sebagai teman cerita atau diskusi ketika mereka mengalami masalah atau ada suatu hal yang membuatnya berpikir.

Tinggalkan komentar